Saturday, April 7, 2012

Intro Sampah

Hidup memang terkadang meyesakkan. Seperti yang sering dialami semua orang -ingat semua orang, karena semua orang itu bukanlah makhluk yang sempurna. Saya sendiri telah dianggap sebagai sampah oleh beberapa orang, dan saya juga mengerti akan kesampahan saya tersebut. Tetapi di lain pihak, apakah kita patut menganggap orang lain sebagai sampah? Apakah perilaku tersebut sangat relevan "ada" dalam hidup manusia. Manusia merupakan mahluk yang bermoral -dalam kaidah yang tepat, tetapi mengapa ada sebagian manusia yang tidak bermoral?
Sebuah realita yang saya dapat akhir-akhir ini, karena dianggap sampah itu sangat menyakitkan. Apalagi dianggap sampah oleh orang yang terasa paling penting dalam hidup kita. Bagaimana tidak menyakitkan, apabila kita dianggap sampah atau dibuang tanpa sebab yang jelas. Tanpa ada komunikasi dua arah yang spesifik. "Mengapa hal ini bisa terjadi?" pasti terngiang-ngiang di pikiran.
Tetapi kita harus bertahan, bertahan untuk menggapai tujuan yang termaktub dalam visi kita. Bukankah sampah juga punya nilai tambah yang harus dimanfaatkan. Seperti kata Prof. Dr. Ing. B.J. Habibie, seharusnya setiap SDM itu punya nilai tambah yang bisa berguna bagi diri sendiri dan khalayak ramai. Tinjauan khusus mengenai nilai tambah adalah sikap konkrit kita dalam memperjuangkan visi kita ke depannya.

"Jadilah sampah yang lebih berkualitas dari pembuangnya"

Dafiqurrohman H

0 comments: