Evaluasi dan introspeksi diri menuju fitrah manusia sesungguhnya adalah kepastian manusia untuk mempertanggungjawabkan usahanya selama ini. Kita sebagai manusia pasti mempunyai tujuan, entah tujuan yang berorientasi dunia, berorientasi akhirat, atau dua-duanya. Manusia memang benar-benar tidak bisa disamakan, mereka punya keyakinan masing-masing yang tidak bisa seenaknya diganggu gugat. Tetapi manusia pasti punya keinginan, mulai dari manusia waras sampai tidak waras, semua punya keinginan. Keinginan inilah yang membuat kita menatap hari-hari di depan dan masa lampau. Percuma kita melihat ke depan tanpa melihat masa lampau. Dan percuma juga terus menatap masa lampau tanpa melihat ke depan. Ibarat orang berjalan di jalan yang berbatu dengan banyak pohon, dia harus waspada terus menerus. Itulah hidup dan kehidupan.
Berbicara tentang keinginan, merupakan suatu yang menjadi tanggung jawab masing-masing individu untuk memenuhi. Keinginan akan berubah menjadi kebutuhan jika kita sangat menginginkannya. Misalkan kita ingin shalat tepat waktu, karena kerja keras dan kesungguhan kita akhirnya keinginan tersebut menjadi kebutuhan kita sehari-hari. Maka rubahlah keinginan tersebut dengan suatu connector bernama Mimpi. Sesuai lirik lagu Laskar Pelangi yang dibawakan oleh Nidji berikut ini,
Mimpi adalah kunci
Untuk kita menaklukkan dunia
Berlarilah tanpa lelah
Sampai engkau meraihnya
Laskar pelangi takkan terikat waktu
Bebaskan mimpimu di angkasa
Warna bintang di jiwa
Untuk kita menaklukkan dunia
Berlarilah tanpa lelah
Sampai engkau meraihnya
Laskar pelangi takkan terikat waktu
Bebaskan mimpimu di angkasa
Warna bintang di jiwa
Menarilah dan terus tertawa
Walau dunia tak seindah surga
Bersyukurlah pada Yang Kuasa
Cinta kita di dunia selamanya
Walau dunia tak seindah surga
Bersyukurlah pada Yang Kuasa
Cinta kita di dunia selamanya
Cinta kepada hidup
Memberikan senyuman abadi
Walau hidup kadang tak adil
Tapi cinta lengkapi kita
Memberikan senyuman abadi
Walau hidup kadang tak adil
Tapi cinta lengkapi kita
Laskar pelangi takkan terikat waktu
Jangan berhenti mewarnai
Jutaan mimpi di bumi
Jangan berhenti mewarnai
Jutaan mimpi di bumi
Laskar pelangi takkan terikat waktu
Mimpi bukanlah suatu angan-angan yang gombalistik (entah benar apa tidak saya menyebutnya). Tetapi mimpi adalah keinginan yang harus diwujudkan menjadi kebutuhan. Bagaimanapun itu prosesnya, kita harus terus mencoba untuk mewujudkan. Ketika Indonesia sedang dijajah, pasti para pejuang kemerdekaan bermimpi untuk memerdekakan Indonesia secepatnya. Bagaimana kita melihat para pemuda dengan semangat membara ingin secepatnya memerdekakan Indonesia. Bahkan mimpi sekarang jadi taglinesebuah iklan yang kurang lebih seperti ini “Saatnya Pemimpi Menjadi Pemimpin”.
Berdasar dan berimbang itulah mimpi yang sebenarnya. Konteks mimpi tidak boleh sekedar dihayati dalam pikiran, tetapi harus dimaknai dalam usaha. Banyak sekali cerita-cerita sang pemimpi yang luar biasa hebat kalau diceritakan. Nabi Muhammad, Khulafaur Rasyidin, Imam Empat Madzab, bahkan para penguasa dunia sekarang ini dulunya adalah Pemimpi. Karena para pemimpi akan terus menginspirasi orang sekitarnya. Menginspirasi lingkungannya dengan hasil dari mimpi-mimpinya. Allah itu tidak akan pernah tidur, Allah itu Maha Segalanya, dan Allah itu Maha Kuasa. Kata Arai, “Bermimpilah, karena Tuhan akan memeluk mimpi-mimpimu itu.”
*Tulisan ini dimuat di buku Your Ways Your Action ISLC UI 2012