Saturday, May 26, 2012

e-National Character Community (e-NCC)

Indonesia, negara subur makmur, digdaya akan keluasan tanah leluhurnya, kaya akan manusianya yang mencapai peringkat 4 dunia. Potensi sumber daya Indonesia yang sangat luas ternyata membuat negara ini terkena virus paradigma yang “meyesatkan”. Norman K. Denzin membagi paradigma kepada tiga elemen yang meliputi; epistemologi, ontologi, dan metodologi. Epistemologi mempertanyakan tentang bagimana cara kita mengetahui sesuatu, dan apa hubungan antara peneliti denganpengetahuan. Ontologi berkaitan dengan pertanyaan dasar tentang hakikat realitas. Metodologi memfocuskan pada bagaimana cara kita memperoleh pengetahuan. Sedangkan paradigma yang berkembang dalam masyarakat berarti pandangan masyarakat secara umum dan mendasar yang menyeluruh.
Paradigma yang berkembang dalam masyarakat akibat dari proses panjang sejarah setelah kemerdekaan menjadikan jati diri bangsa Indonesia lama-lama semakin memudar. Paradigma sangat berhubungan dengan erat dengan kepribadian dan karakter. Kepribadian adalah respon kita atau biasa disebut etika yang kita tunjukkan ketika berada di tengah-tengah orang banyak, seperti cara berpakaian, berjabat tangan, dan berjalan. Sedangkan Karakter adalah respon kita ketika sedang 'di atas' atau ditinggikan. Apakah kita putus asa, sombong, atau lupa diri. Bentuk respon itulah kita sebut karakter. Namun kepribadian dan karakter berbeda satu sama lain, karena basis dari karakter adalah kepribadian.
Berbagai upaya dilakukan pemerintah maupun NGO (Non-Govermental Organization), memberikan pendidikan karakter dan kepribadian. Namun kebanyakan pendidikan karakter yang disuarakan oleh berbagai instansi terkadang hanya “kulit”nya, atau hanya sekedar menjangkau sebagian orang. Selain itu banyaknya penduduk Indonesia membuat pendidikan karakter yang dicanangkan pemerintah kurang begitu tepat objek maupun subjek. Padahal pendidikan karakter dan kepribadian adalah salah satu cara untuk mengubah bangsa ini untuk kembali ke basisnya.
Kemajuan sistem teknologi informasi internet seharusnya dimanfaatkan sebagai bentuk sistem pendidikan karakter untuk bangsa ini. Bangsa Indonesia satu dekade ini menjadi bangsa yang sangat aktif dalam jejaring sosial. Menduduki peringkat ketiga sebagai negara pengguna jejaring sosial Facebook maupun Twitter. Sebagai negara yang sering menggunakan jejaring sosial, maka kesempatan untuk memeratakan pendidikan karakter dan kepribadian harus segera dibangun melalui teknologi informasi. Selain itu dengan pemerataan secara jangka pendek akan cepat dilakukan, karena sebuah info saja yang diajukan sebagai trending topic dalam jejaring sosial cepat menyebar ke semua pengguna jejarig sosial.
Sistem jangka pendek sangat efektif dilakukan dengan sistem jejaring sosial, karena pengguna jejaring sosial juga lumayan banyak di Indonesia. Untuk sistem jangka panjang adalah tanggung jawab pengguna jejaring sosial yang telah mendapatkan pendidikan karakter dan kepribadian secara online. Mereka harus memberikan dan meyebarkan pendidikan karakter dan kepribadian ke orang sekitarnya. Sehingga integrasi kedua sistem adalah e-NCC (e-National Character Community), sebagai komunitas dalam jejaring sosial pendidikan karakter dan kepribadian Indonesia.
Komunitas ini akan menjangkau seluruh kalangan pengguna jejeraing sosial, karena sekarang para pemuda, mulai dari kalangan atas sampai bawah, banyak yang memakai jasa jejaring sosial. Komunitas ini akan bisa didukung oleh komunitas pengembangan kepemudaan, seperti yang ada di Universitas Indonesia, yaitu Indonesia Leadership Development Program, dan akan diintegrasikan dengan sebuah Leadership Center, sehingga akan tercipta sebuah komunitas yang lebih kuat secara luar dan dalam. Tujuan akhirnya adalah menjadikan Indonesia lebih berpotensi menuju bangsa yang beradab dan bermartabat.