Tuesday, June 19, 2012

Karakter Kebangsaan Pudar Apa Luntur?


Pembangunan karakter bangsa Indonesia sebagai salah satu pilar kebangsaan Indonesia semarak disuarakan oleh para pemimpin bangsa Indonesia. Berbagai “calon” upaya direncanakan oleh para pihak yang katanya berwenang, namun sampai saat ini, belum satupun salah satu “calon” upaya mencapai titik terang parameter keberhasilan. Tetapi apa saja parameter keberhasilan pembangunan karakter bangsa? Mungkinkah akan merata sehingga bukan upaya normatif dan formatif yang dicanangkan para pemimpin negeri ini?
Peningkatan mutu pendidikan yang berbasis pada karakter kebangsaan menjadi fokus para pemangku wewenang pendidikan negeri berjuta sumber daya ini. Menjadikan Indonesia yang kembali ke kepribadiannya sendiri ternyata menjadi visi bersama. Tetapi mengapa harus kita mengembalikan karakter kita yang telah lama hilang? Menilik lebih jauh ke masa lampau, berbagai efek westernisasi kehidupan bangsa telah menjadi sebuah sumber efektivitas penghancuran kepribadian bangsa. Manusia-manusia negeri ini telah menghilangkan jati diri mereka dengan meng”akulturasi”kan kehidupan mereka dengan kehidupan modern –setelah revolusi industri Inggris.
Ekspansi besar-besaran dari sistem barat mulai sedikit demi sedikit masuk ke Indonesia sejak masa penjajahan, bahkan sebelum penjajahan Belanda. Setelah masa kemerdekaan, pada zaman Ir. Soekarno berkuasa, Indonesia masih sedikit mempertahankan kepribadian bangsa sendiri -mungkin, tetapi setelah itu apakah kepribadian bangsa masih ada? Yang ada cuma keping-kepingan tulisan kepribadian bangsa dan definisinya di berbagai buku teks kewarganegaraan, dan itu semua cuma sebagai bacaan, bukan suatu tindakan yang harus dipertahankan dan diperjuangkan. Hanya manusia Indonesia yang akan menjawab semua tantangan global atau masih primordial. Semoga Indonesia kembali ke fitrahnya.